Minggu, 29 Mei 2011

The Dark and The Light Wings (Last Chapter)


Shin Hyunyoung story…

Astaga… negara kegelapankah ini? Mengapa begitu gelap dan menyeramkan??
Aku memandangi langit yang bernaung diatasku. Warnanya seperti langit yang mendung tiada henti, lalu…. Kulihat beberapa sayah hitam yang sedang berterbangan dengan bebasnya. Wajah mereka mayoritas menakutkan dengan luka yang tidak wajar di wajahnya, ada juga yang badannya penuh dengan tato sedang duduk dan… sepertinya menangis.
“Ya ampun… bahkan dunia ini baunya sangat… omona~” aku terkejut melihat bangkai sesosok manusia yang terbakar dengan bau yang sangat busuk…. Sepertinya manusia itu akan bertransformasi menjadi seorang malaikat hitam.
Di bawah lereng gunung kegelapan terlihat kumpulan manusia yang sedang berbaris. Tubuh mereka penuh dengan luka dan darah yang mengucur kemana-mana. Mereka berbaris menuju suatu pintu yang mengeluarkan suara yang amat menyiksa telinga apabila satu manusia sudah masuk ke dalamnya.
Lihatlah…. Bahkan neraka tidak pernah tidur.” Aku terkesiap mendengar sesosok malaikat hitam yang berdiri membelakangi rumpun tempatku bersembunyi, “Tidak heran, manusia tidak pernah puas membuat kesalahan. Makanya, itu yang mereka dapatkan.”
Mereka disuruh kerja paksa kan disana? Hahahaha benar-benar pekerjaan yang paling menyebalkan.” Jawab temannya yang bertanduk, “mereka saja masih mengeluh karena pekerjaan itu. Bagaimana kaum kita yang langsung mati kalau membuat kesalahan kecil? Malaikat putih yang memaksa seorang gadis untuk melayaninya saja bisa dijadikan malaikat hitam. apalagi kalau malaikat hitam aslinya? Kita bisa diberi vonis dengan tato-tato itu kan?
Iya.. kau tahu kan Yong Junhyung kembali hari ini?” tanya temannya lagi, “Ia akan segera menjalani hukumannya loh. Tepat di depan para tetinggi kegelapan, ketika langit menjadi begitu gelap sehingga kita tidak bisa menggunakan mata kita.
Ah sayang sekali ya kita tidak bisa menyaksikan kematian malaikat hitam paling jahanam senegara ini.” Sahut si tanduk sambil mengepakkan sayapnya dan segera pergi bersama temannya entah kemana. Aku menelan ludah mendengar percakapan kedua malaikat hitam itu. Aku harus segera mencari Junhyung oppa secepat mungkin, kalau tidak… ia bisa segera mati.
“Tapi……….. dimana tempat para tetinggi kegelapan itu?” ucapku bingung. Kan aku tidak punya peta dunia ini~~
Tiba-tiba kalung pemberian Hyunseung oppa memancarkan sedikit cahaya yang bertuliskan,

Sidang para petinggi biasanya di puncak gunung kegelapan. Pergilah kesana, tapi jangan sampai ketahuan. Malaikat hitam sangat suka memakan energi manusia.

Memakan manusia?? Astaga, bagaimana ini? Bagaimana aku bisa pergi kesana kalau ketahuan saja bisa dimakan malaikat hitam??
“Apa yang harus kulakukan ya?” ujarku bingung. Bahkan aku tidak tahu harus mencari Junhyung oppa kemana dulu baiknya. Pelan-pelan aku menuruni bukit tempat aku mendarat dari duniaku, dan celingukan mencari tempat persembunyian.
“Ya ampun… bahkan mayat yang mati tidak dikubur, malah berserakan seperti ini.” Keluhku sambil bergidik jijik karena tidak sengaja menginjak sebuah lengan di jalan.
GREB…!! Aku terkejut melihat lengan yang tak sengaja kuinjak itu hidup kembali dan menyatukan tubuhnya.
Jantungku berdetak cepat. Omona…. Bahkan di dunia kegelapan ada zombie~!!!!

.....

Haaaah…… haaaaaaaaaah……….. haaaaaaaaaaaaaaah……
Aku berlari sebisa mungkin menghindari para zombie itu. Sudah banyak zombie yang bangkit kembali karena merasakan energi manusia yang ada pada diriku. Saat aku bertanya pada kalung pemberian Hyunseung oppa, ia tidak menjawabnya. Itu berarti tidak ada solusi untuk menyamarkan diriku, mau tidak mau aku harus bertahan!!
“Aigo… aku capek sekali dan, ………… !!!” aku tak bisa menjerit karena sangat terkejut dengan kehadiran para zombie yang sepertinya sudah mengetahui tempat persembunyianku. Aku berlari lagi sambil mengusap peluhku dan menenangkan jantungku yang amat sangat ketakutan.
BRUK!! Tak sengaja aku tersandung batu dan membuat lututku berdarah. Matilah aku, keberadaanku sebagai manusia bisa dengan cepat menyebar dan aku akan………
Tiba-tiba seluruh kawanan zombie yang mengejarku itu musnah dan hancur berkeping keping di depanku. Yang tersisa hanyalah sesosok malaikat hitam bertubuh kecil yang sepertinya masih muda.
“nona, apa kau tersesat menuju pintu neraka?” tanya anak itu. “Ikut aku, kalau para sayap hitam lain tahu ada manusia disini… kau bisa mati.”
Ia menjulurkan tangannya dan segera setelah aku meraihnya, ia melesat terbang melewati awan-awan gelap dan langit yang kelabu. Terbangnya cepat sekali, bahkan aku hanya merasa seperti berpindah tempat dalam satu waktu saja.
“Kau aman disini sekarang.” Jawab sayap hitam itu, “dilihat dari penampilanmu…. Sepertinya kau tidak bisa ke neraka karena dosamu hanya sedikit. Lalu…. Kenapa bisa ada disini?”
“Eh….. halo, namaku Hyunyoung.” Akhirnya mulutku baru bisa terbuka dan mengucapkan bahasa malaikat. “Aku…… kemari untuk menyelamatkan temanku. Aku berasal dari dunia manusia.”
Sayap hitam itu terkejut, “Kau berasal dari dunia manusia? Nekad sekali~!!” katanya, “Tapi…. Sepertinya kau punya relasi dari sayap putih ya?”
Ia memandangi kalung yang kupakai saat ini, “Itu…. Kalung cahaya, hanya malaikat putih lah yang bisa membuatnya. Mereka memberikan petunjuk setiap orang yang memakainya bertanya, kau punya teman seorang malaikat putih?”
Aku mengangguk perlahan, “Aku… punya kekasih dan dua sahabat yang bersayap putih. Oh iya, kamu punya nama?”
“Ya, namaku eodum.” Jawab sayap hitam yang penuh dengan wawasan itu, “Teman yang ingin kau selamatkan itu…….. siapa?”
“Namanya…. Yong Junhyung.” Jawabku. Entah kenapa tiba-tiba wajah eodum yang polos berubah menjadi merah dan sedikit menyeramkan.
“Lebih baik kau pulang. Junhyung ditakdirkan mati hari ini, tidak ada yang bisa melawan keputusan petinggi kegelapan.” Jelas eodum, “Kau bisa dijebloskan ke neraka atau mati, apalagi kau manusia.”
Aku menggeleng dengan penuh kepastian, “Aku tidak peduli, yang penting aku bisa menyelamatkan Junhyung oppa.” Jawabku. “Tolong aku eodum, bawa aku ke puncak gunung kegelapan saat dunia ini sudah semakin gelap.”
Eodum awalnya ragu-ragu, lalu ia berkata. “Hemh…. Inikah yang namanya sebuah pengorbanan? Manusia tentu punya banyak perasaan yang tidak dimiliki oleh malaikat ya. aku jadi ingin kesana.”
“Kau…. Pasti kesana, kalau kau berniat untuk bereinkarnasi.” Jawabku mantap, “Asal kau jangan menyesal dengan apa yang sudah digariskan ke dalam kehidupanmu. Entah kau dilahirkan sebagai manusia biasa atau sebagai seorang perempuan.”
Eodum mengangguk, “Baiklah nona, aku mengerti. Mari ikut aku ke dekat puncak gunung, karena dunia ini sudah hampir menggelap.”
Aku menggenggam tangan Eodum dan segera terbang. Awan hitam yang bergumul gumul terlihat sangat dekat sekali di mataku.

.....

Beberapa waktu kemudian, Eodum berhasil membawaku ke puncak gunung kegelapan tampat Junhyung oppa akan divonis mati. Ia menyembunyikanku tepat di dekat sel-sel tahanan.
“Oh… itu Junhyung oppa.” Ucapku saat melihat Junhyung oppa yang digiring oleh jubah hitam melayang ke sebuah tempat.
“Yong Junhyung? Malaikat paling jahanam di Negara kegelapan? Astaga… kenapa kau malah ingin menolongnya?” tanya Eodum yang tak menyangka semua ini. “Ia membunuh ayahnya yang murni keturunan dewa kegelapan, ia meniduri 3 gadis dan salah satunya ada yang bunuh diri karena ia tak mau bertanggung jawab dan… ia divonis merebut kekasih dari seorang malaikat putih.”
“Astaga, tidak mungkin. Junhyung oppa tak pernah berhasil merebutku, mereka salah sangka~!!” ucapku panik. Eodum hanya menggelengkan kepala atas ketidak tahuannya.
“Maafkan aku Hyunyoung… aku hanya mendengar semua keluh kesah para petinggi tentang… oh, sidangnya sudah mulai~!”
Selamat datang kepada dewan tertinggi Negara kegelapan. Hari ini… kita akan memvonis malaikat paling dicari, paling diburu, sekaligus paling jahanam di dunia ini. Silahkan! Bawa tahanan itu kemari,” ujar malaikat berjubah yang mempunyai kalung berbentuk tengkorak. Dari pintu diseberangnya, terlihat Junhyung oppa yang diseret oleh para algojo berjubah dan dengan kasarnya, mereka menghempaskan tubuh oppa di depan semua petinggi itu.
Baiklah, saya akan membacakan kesalahannya.” Ujar yang membawa sebuah buku tipis, “Yong Junhyung, malaikat hitam yang dibuang bersama ibunya ke dunia manusia karena lahir dari pernikahan terlarang. Membunuh ayah kandungnya yang merupakan keturunan langsung dari dewa kegelapan, menodai 3 gadis dan menyebabkan salah satunya mati karena ia tidak mau bertanggung jawab, mengabaikan peringatan peringatan yang tertulis di tubuhnya, dan….. diduga merebut kekasih dari seorang malaikat putih.
Seluruh petinggi langsung ramai membicarakan tentang perkara yang terakhir, “Memalukan! Apa kau tidak tahu diri?! Berani merebut kekasih malaikat putih yang jelas-jelas tidak pernah mencintaimu, dasar jahanam!
Benar! Bahkan kau tidak pantas menjadi malaikat hitam. kau lebih pantas menjadi seekor iblis!” cetus yang lainnya pedas. Aku menggeleng ketakutan karena mendengar ini, nafasku tak beraturan, dan jantungku terus berdebar kencang.
“Hyunyoung… sudah kubilang, kau tidak akan bisa melawan mereka. Keputusan sudah bulat.” Kudengar sayup sayup suara Eodum yang terdengar khawatir. Di sisi lain, aku masih mendengarkan keputusan sang petinggi.
Nah Yong Junhyung! Bersiaplah menghadapi kematianmu,” ujar salah satu petinggi mendekati Junhyung oppa yang masih terlihat membungkuk di depan mereka. “Tubuhmu akan musnah~!! Dan semua memori tentangmu yang melekat di pikiran orang-orang di sekitarmu akan menghilang!!
BZZZZZT~!!! Tiba-tiba sebuah laser merah ditembakkan ke punggung Junhyung oppa sehingga ia terguling dan berteriak kesakitan.
“Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaarrrrggggggghhhhh~!!!!”
BZZZT~!!! Satu tembakan lagi mengenai jantungnya, jeritannya semakin keras dan menyiksa telingaku.
Entah kekuatan apa yang membawaku… tiba-tiba aku memutuskan untuk memanjat dan berlari mendekati Junhyung oppa yang terlihat kesakitan.
“Hentikan!! Jangan sakiti dia lagi!!” aku menghalau sang petinggi dengan kedua tanganku.
Hah, siapa kau?! Bagaimana bisa manusia memasuki negera kegelapan sebelum mati?!?!” tanya sang petinggi itu dengan muka yang emosional dan penuh dengan kemurkaan. Sementara malaikat hitam lain berkasak kusuk semakin keras setelah kedatanganku.
Junhyung oppa memegangi tanganku dengan gemetaran, “Hyun… Hyunyoung-sshi. kenapa bisa ada disini?”
“Ceritanya panjang oppa, yang jelas aku kemari untuk menyelamatkanmu.” Ucapku pelan, “Wahai para petinggi kegelapan, Yong Junhyung tidak pernah merebut kekasih malaikat putih. Ia belum berhasil merebutnya, oleh karena itu tolong cabutlah hukumannya!”
Hah, kenapa dengan sok tahunya kau bisa bilang begitu?! Memangnya kau siapanya dia?!” tanya petinggi lain dengan kasar.
Aku bangkit dan berdiri dihadapan semua petinggi, “Aku adalah………… kekasih dari malaikat putih itu.”
Seluruh petinggi semakin riuh mendengar pengakuan yang aku buat, “Tapi tetap saja dia punya niatan untuk melakukan hal itu dan ia divonis bersalah! Sekarang minggir atau aku akan membunuhmu juga!
“Mianhae Hyunyoung-sshi… nega…. Jeongmal saranghaeyo.”
Tiba-tiba Junhyung oppa melempar tubuhku dan sang petinggi itu berhasil menorehkan lasernya bertubi-tubi ke tubuh Junhyung oppa.
“Andwae… andwae!!!!!!” air mataku merebak melihat Junhyung oppa yang ditembaki seperti itu, aku segera menghampiri tubuhnya dan………… laser itu berhasil menembus ulu hatiku dan memecahkan kalung pemberian Hyunseung oppa.
Seluruh petinggi kegelapan tercengang dengan apa yang kulakukan barusan. Perih dan panas menjalar dengan hebatnya ke seluruh tubuhku.
“Kkkk……. Kyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!!!! Uwaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!!!” tubuhku rasanya terbakar api neraka. Meskipun begitu, aku tetap menguatkan kesadaran dan terus memegangi Junhyung oppa.
“Hyun… Hyunyoung-sshi?!” sayup sayup kudengar suara Junhyung oppa yang menyesakkan dada, “Wae… wae?! Kenapa kamu melakukan ini padaku? Kenapa kau berkorban demi aku...?!?!”
Andwae…. Aku tidak bisa menahan kesadaranku lebih lama lagi, bagaimana ini? “Karena…. Aku….. aku…”
Tiba-tiba…… kurasakan pecahan kalung yang masih ada di leherku mengeluarkan cahaya. Berkumpul….. berkumpul… dan berkumpul membuat sebuah sosok….. sosok malaikat putih.
Hyunyoung….. Hyunyoung-sshi tetaplah sadar, kini aku sudah bersamamu.
Aku tak percaya….. Hyunri unnie ada di depanku dengan penampilan yang cantik sekali….
Wahai para tetinggi kegelapan… Kenalkan, dia adalah adikku Shin Hyunyoung.” Ucap unnie sambil membungkukkan badan, “Dan saya adalah Hyunri, dewan tetinggi dari Negara cahaya.
Semua petinggi kegelapan terkejut mendengar kata-kata unnie, “Dia adalah adik dari petinggi Negara cahaya? Mustahil!!
“Baiklah…. Kami tidak ingin membuat keributan dengan dewan Negara cahaya. Apa maumu?” tanya petinggi yang berkalung tengkorak.
Unnie membungkuk lagi, “Aku ingin…. Kalian membebaskan Yong Junhyung dari hukumannya. Seperti yang bisa anda semua lihat, adik saya mencintainya. Ya… mencintainya sebagai seorang kakak. Aku akan memberikannya utusan bersama dengan Yoon Doojoon untuk menjaga adikku hingga adikku menikah dengan kekasihnya.
Aku terkejut mendengar pernyataan unnieku, “Baiklah kalau itu maumu, sekarang aku akan bertanya kepada adikmu. Wahai manusia….. benarkah kau mencintai Yong Junhyung? Berikan buktinya pada kami, dan kami akan menarik semua hukuman dan kesalahannya.
Aku menatap Junhyung oppa yang masih tak percaya dengan pernyataan barusan, dan Hyunri unnie yang terus mendukungku untuk mengatakan yang sebenarnya. Aku merangkul pundak Junhyung oppa yang lemah dan berkata…..
“Ya, aku mencintainya. Aku mencintai oppa yang selalu ada untukku kapan saja dan dimana saja, dan aku akan membuktikannya.” Ucapku mantap, “Oppa… maaf kalau selama ini aku tidak jujur kalau aku mencintaimu.”
Kumantapkan hatiku, lalu kurebahkan Junhyung oppa di lantai…. Dan kucium bibirnya cukup lama dengan air mata yang bercucuran….
Maafkan aku Hyunseung oppa…… aku janji hanya hari ini aku mencium Junhyung oppa. Ini akan menjadi ciuman pertama dan terakhir untuknya, aku rela melakukan ini asal……….. ia tetap hidup disampingku.

.....

Epilog…

“Apa mempelai pria berjanji… akan selalu hidup dalam susah maupun senang bersama dengan sang mempelai wanita?” tanya sang saksi pernikahan.
Namja itu mengangguk dan mengatakan, “Saya bersedia.”
Sang saksi memastikan kepada ayah sang mempelai wanita untuk menjawab setuju. Lalu saksi berkata, “Sekarang… keduanya sah menjadi suami istri. Mempelai pria boleh membuka cadarnya dan mencium mempelai wanitanya.”
Sang namja membuka cadar yang menutupi wajah yeoja yang sudah sah menjadi istrinya itu, “Apa sekarang kamu bahagia, noona?”
Sang yeoja mengangguk dan mencium bibir sang mempelai pria dengan mesra….

.....

“Ahhhhhhhhhhhhhh aku tidak menyangka keluarganya Sun Miyoung sangat kaya. Ia terlihat sederhana dimataku.” Ucap Doojoon oppa sambil meminum sojunya, “Bahkan mereka merayakan pernikahan mereka dengan cara tradisional dan internasional.”
“Nee….” Jawab Hyunyoung, “Lalu….. siapa lagi nih yang akan menyusul?” tanyanya sambil melirik Kikwang dan Sunghyo yang duduk bersebelahan.
Dongwoon tertawa mendengar perkataan Hyunyoung, “Yang jelas… kami masih lama, noona. Soalnya kan aku belum lulu kuliah.”
“Yak… Hyunyoung kan tidak menanyai kamu, yehehehehe malu nih ye.” Ledek Minri dibalas dengan pelukan Dongwoon terhadap yeoja chingu nya yang bertubuh kecil itu.
Saat mereka sedang bersenda gurau, Junhyung datang dengan senyum khasnya, “Annyeong yeoreobun…. Maaf tadi aku mengobrol agak lama dengan Yoseob di dalam, jadinya terlambat kemari.”
“Wah……. Ada manusia yang berani mendatangi kumpulan kita, hahahahaha.” Ujar Doojoon sambil memeluk Junhyung, “Bagaimana kehidupanmu setelah menjadi manusia?”
Junhyung tersenyum. Ya, setelah kejadian yang cukup menyita waktu di negera kegelapan… Hyunyoung berhasil menyelamatkan Junhyung dan meminta Hyunri untuk mengubah namja itu menjadi manusia biasa. Kemudian ia berhenti kerja menjadi penjaga pantai, dan serius menekuni karirnya menjadi penyanyi di klub-klub malam.
“Annyeong Hyunyoung….” Sapa Junhyung sambil merangkul pundak yeoja itu, “Mana Hyunseung?”
“Oppa…. Dia sedang dalam perjalanan kesini, ia menjenguk keluarganya 2 hari yang lalu dan berjanji akan menghadiri pernikahan Yoseob dan Miyoung unnie.” Jawab Hyunyoung, “Bagaimana? Kau menemukan seorang yeoja yang menarik hatimu oppa?”
Junhyung hanya mengangkat bahunya sambil tersenyum, “Mollaeyo…. Aku sedang tertarik dengan seorang bartender wanita di klub ku yang bernama Heo Dumming. Tapi…. Mungkin aku akan berpikir dua kali untuk mendekati yeoja tomboy itu.”
Hyunyoung mengangguk sambil menuangkan soju untuk Junhyung dan Doojoon yang kini sedang meniti karir dengan bekerja menjadi seorang karyawan di sebuah perusahaan.
“Doojoon oppa, bagaimana dengan kencan butamu? Kau menemukan seseorang yang menarik perhatianmu?” tanya Minri
Doojoon menggeleng dengan muka tidak puas, “Biarpun Hyunyoung sudah mengijinkanku…. Tapi aku hanya menganggap para yeoja itu seperti sahabatku sendiri. Ah entahlah, biarkan saja semuanya berjalan. Nanti juga ketemu sendiri.” Jawabnya sambil menuang soju lagi, “Bagaimana dengan kalian, yak…. Kikwang-sshi… Sunghyo-sshi…”
“Ah yeoreobun… kenapa kalian menanyakan soal pernikahan terus sih kepada kami?” tanya Kikwang dengan wajah yang memerah karena malu, “Sunghyo…. Ingin melanjutkan kuliah S2 nya, jadi aku harus sabar menunggu sembari menabung untuk masa depan kami, hehehehehe.”
Sunghyo mengangguk, “Kikwang juga ingin menata kembali taman ria-nya karena jabatannya sekarang adalah kepala bagian manajemen di taman ria itu. Dia ingin membuat wahana yang lebih seru dan meningkatkan minat anak-anak untuk berkunjung kesana. Benar kan jagiya?”
Hyunyoung memandangi sahabatnya yang sudah memadu kasih sejak SMA itu, dia masih tidak menyangka kalau Yoseob akan mendahului kedua pasangan itu karena hubungan mereka masih tergolong lebih lama dibandingkan dengan hubungan Yoseob dengan Miyoung.
“Oh, lihat! Miyoung unnie kemari~!! Annyeonghaseo pengantin baru~~~” goda Minri dan yang lainnya kepada Miyoung, sementara yang diledeki hanya tersenyum malu. “Chukkahabnida~!!!”
“Nee.. gomawoyo yeoreobun…. Aku lelah sekali harus menemani keluarga kami berdua di dalam sana, makanya aku minta ijin untuk pergi kesini.” Ungkap Miyoung yang terlihat sangat cantik seharian ini, “Oh iya Hyunyoung…. Hyunseung mana?”
Belum sempat Hyunyoung menjawabnya, tiba-tiba Junhyung menyeletuk, “Yak…. Namchin mu baru datang tuh dari langit. Sana jemput dia, nanti dia tersesat loh.”
Hyunyoung melihat sekilat cahaya yang menembus masuk ke dalam gudang di rumah Miyoung dan segera berlari menghampirinya, “aku segera kembali oke?”
Segera setelah Hyunyoung sampai… masih terlihat pendaran cahaya di sekitar sayap Hyunseung yang besar dan indah. Ia mendapati kekasihnya itu sedang merapihkan bajunya yang agak kotor.
“Oppa… aku disini.” Ucap Hyunyoung sambil mendekati Hyunseung, “Kenapa tidak pergi dengan mobil sih? Kan bahaya kalau ada orang yang melihat oppa.”
“Aku takut terlambat, mengingat kalau sudah malam, jalanan agak padat.” Jawab Hyunseung yang menyender di pilar jendela dan menarik lengan Hyunyoung lembut, “Hyuncat… nega bogoshippeoyo.”
Hyunyoung tersenyum dengan wajah yang memerah, “Nee… aku juga merindukanmu oppa. Dan… merindukan sayap sayap ini.”
“Ahahahaha sayap-sayap…” ucap Hyunseung sambil tertawa kecil. “Mau jalan-jalan sebentar denganku?”
Alis Hyunyoung mencuat naik, “Yak… oppa kan belum memberi selamat kepada Yoseob dan Miyoung unnie. Tidak sopan dong sudah datang tapi belum memberi selamat.”
“Sejujurnya… aku sudah menyelamati mereka beberapa jam sebelum kedatangan kalian. Aku hanya ingin membuat kejutan untukmu.” Ucap Hyunseung sambil memegang pinggang Hyunyoung yang terbang mendekati bulan purnama yang terang…..
“Wah… terang sekali.” Puji Hyunyoung yang badannya meliuk liuk karena diajak berdansa oleh Hyunseung, “Gomawoyo oppa, sudah mempercayaiku pada waktu itu….. dan berkat kalungmu, aku bisa menolong Junhyung oppa dan bahkan bertemu Hyunri unnie.”
Hyunseung menggaruk kepalanya bingung, “Jinjjaeyo? Aku hanya mengumpulkan cahaya saja kok, tidak melakukan apa-apa. Wah… aku sehebat itu ya?”
Hyunyoung yang mendengar itu langsung memukul dada oppanya pelan, “Jangan keluarkan 4D mu sekarang dong oppa, ini kan sedang romatis romantisnya~”
Mereka saling berpandangan dan…. Berciuman di antara awan-awan , semilir angin, langit hitam…. dan, tidak lupa cahaya bulan yang membuat semuanya menjadi indah…

Tamat.





Big thanks to:

Damar unnie yang tidak pernah lelah membaca karangan saya yang berjuta juta ini :)
Gomapta unnie ^^, keep support me for another fanfiction~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar