Sabtu, 28 Mei 2011

The Dark and The Light Wings (Chapter 24)

Shin Hyunyoung story…

“Yong Junhyung ibnida…”
“Ah…. Mianhae Hyunyoung-sshi…”
“Hhhhh Hyunyoungie… kau selalu membuatku sakit kepala kalau kau sedih... jangan terlalu banyak bersedih ya?”
“Aku tidak peduli, aku akan selalu ada untukmu Hyunyoung-sshi, aku akan selalu bersamamu.”
“Saranghae Hyunyoung, aku mencintaimu.”


Tiba-tiba aku teringat dengan semua kata-kata yang dilontarkan Junhyung oppa padaku, dan air mataku mengalir…. Mengingat kata yang terakhir…
“Hyuncat….. kenapa kamu menangis? Apa ada sesuatu yang membebanimu?” tanya Hyunseung oppa sambil mengusap air mataku, “Aku akan membantumu, jangan khawatir.”
Aku mengangkat kepalaku dari dada Hyunseung oppa dan berdiri, “Aku….. ingin bertemu Junhyung oppa.”
Dan sudah kuduga, Hyunseung oppa pasti akan merubah ekspresinya dan berkata, “Andwae…. Kau tidak bisa menemui dia.”
“Gomanhae!! Kenapa sih oppa selalu melarangku menemuinya?! Ada apa?? Kenapa aku tidak boleh bertemu dengannya?? Dia oppaku juga, Kittyoppa!!” seruku tersinggung, “Apa kamu tidak percaya kalau aku hanya mencintaimu?”
Hyunseung oppa terdiam dengan mata yang masih terbelalak dan bingung, “Aku percaya kamu…. Hanya masalahnya….. aku tidak bisa menjelaskan kenapa kamu tidak bisa menemuinya.” Ucap Hyun oppa, “Karena ini…. Perintah Doojoon-sshi.”
Aku menghentakkan nafas keras-keras, “Hah.. Doojoon oppa?! Jeolte aniiyo!! Junhyung oppa yang selalu menemaniku disaat kalian berdua tidak bisa, dan…. Sekarang kalian melarangku menemuinya?! Hah kalian pasti bercanda.”
Aku mengambil tas dan berlari ke teras sambil menggunakan sepatu, dibelakangku Hyunseung oppa memanggil dengan nada ketakutan, “Jebal, jangan bilang kau akan kerumahnya. Hyuncat~~ please, kau tidak akan mengerti kenapa kamu tidak boleh menemuinya lagi.”
“Maka itu aku mencoba mengerti dengan pergi kerumahnya. Jaelgeo~!!” ucapku sambil membanting pintu dan berlari menuju rumahku yang jaraknya lumayan dekat dari rumah Hyun oppa. Kuambil sepedaku dan kukayuh secepat mungkin.
Mianhae Kittyoppa, aku tidak mengerti juga… kenapa aku punya firasat yang kuat untuk menemuinya…. Bukannya aku tak mau menuruti perkataanmu, tapi…. Aku merasa Junhyung oppa sedang dalam bahaya. Aku… hanya ingin memastikan semuanya baik-baik saja. Batinku sambil terus mengayuh sepeda.
“Oh… Hyunyoung-sshi?? kau mau ke…. Kyaaaaa!!!”
Tanpa sadar aku menubruk dua orang di depanku yang ternyata adalah Yoseob dan Miyoung unnie, “Ah jesonghabnida unnie, gwenchana?”
“Aduh….. gwenchana Hyun-sshi.” ucap Miyoung unnie yang dibantu berdiri oleh Yoseob, “Kenapa terburu-buru sekali, memangnya mau kemana?”
“Aku mau ke rumah Junhyung oppa. Memangnya kenapa?” tanyaku sambil membetulkan sadel sepeda. Tapi yang kulihat Yoseob menggeleng dengan wajah yang takut.
“Mianhae Hyunyoung-sshi.” tangan Yoseob menerjang mataku dan….. tiba-tiba semua menjadi ringan dan gelap.

~~~~~

Sun Miyoung story…

“Mianhae Hyunyoung-sshi…”
Tiba-tiba Yoseob menutup mata Hyunyoung dan ia pingsan seketika. Aku yang melihatnya tak kuasa menahan takjub.
“Yoseob-sshi…. apa yang kamu lakukan? Kenapa Hyunyoung bisa pingsan begini???” tanyaku panik.
Namja chinguku mengangkut Hyunyoung dengan mudah di pundaknya, “Aku membuatnya pingsan. Kita tidak bisa melarang-larangnya lagi, karena ia pasti akan bersikeras kesana. Tadi aku mendengar telepati dari Hyunseung hyung kalau ia berniat pergi ke rumah Junhyung goon.”
Aku terkesiap mendengar perkataan Yoseob, “Yak… terus mau diapakan Hyunyoung yang sedang pingsan ini? Kita kan mau pergi ke…. Suatu tempat. Hyunseung sudah tidak bisa menghalaunya lagi, Doojoon sedang dirumah Junhyung. Minri sedang kerja dan Dongwoon sedang kuliah, ottokke??”
“Ya…. kita bawa saja dia bersama dengan kita,” ucap Yoseob santai. “Memangnya kita mau kemana sih?”
Ah… beginilah kalau mengajak pergi tidak memberitahu tujuannya. Rencana bisa berantakan~
“Ke rumah kedua orang tuaku.”

.....

“Omonim jesonghabnida…. Yeoja ini adalah dongsaengku, dia sedang sakit sehingga membawanya kemari, tidak apa-apa kan?” tanya Yoseob yang masih memanggul tubuh Hyunyoung; menyebabkan keterkejutan yang luar biasa diantara appa dan ummaku.
“Oh gwenchana nak….. yeobo, lihat namja chingunya Miyoung~ omona…. Ia kuat sekali ya??” puji umma berbisik bisik sambil menunjuk Yoseob, “Ototnya sampai bertonjolan begitu~~”
“Hem…. Dulu aku juga sering memanggulmu kalau kau terjatuh atau semacamnya,” ujar appa yang sepertinya merasa tersaingi *capek deh* “Apa…. Kau pernah diangkut olehnya seperti itu, Miyoungie?”
Aku yang syok mendengar pertanyaan appa hanya bisa geleng-geleng, “Aku… melarang Yoseob untuk melakukan itu terhadapku. Ehe… ehehehehehe. Aku permisi dulu mau mengecek keadaan dongsaengnya.”
Aku kabur dari hadapan appa dan umma yang menanyai hal-hal aneh kepadaku, lalu menghampiri Yoseob yang sudah menaruh Hyunyoung di tempat tidurku.
“Berapa lama lagi sampai ia tersadar? Sana… kamu mengobrol gih dengan appa dan umma.” Jawabku sambil melirik Hyunyoung yang masih terlelap. “Kan kamu yang minta aku untuk mengenalkan orangtuaku?”
Yoseob menggaruk kepalanya dengan malu-malu, “Oke Miyoungie…. Beritahu aku kalau Hyunyoung sudah sadar.” Jawabnya sambil mencium dahiku dan pergi ke ruang makan tempat orangtuaku sedang mengobrol.
Aku duduk di meja belajarku dan menatapi beberapa pigura foto dari masih TK sampai selesai perguruan tinggi, ah… rasanya rindu sekali.
“Hyunyoung-sshi…. mianhae, kami tidak akan membiarkanmu pergi kerumah Junhyung goon.” Ucapku pelan sambil menengok ke arah yeoja yang masih pingsan itu.”Beliau….. akan segera pergi. Pulang ke tempat ia berasal, dan………. Menerima semua hukuman yang dijatuhkan kepada dirinya. Ia….. takkan bisa kembali.”
Mataku menjadi panas… mengingat saat ia meminta maaf padaku, lalu kami mengobrol sebentar…. Dan tiba-tiba tubuhnya ambruk dan tak pernah bangun kembali.

~~~~~

Shin Hyunyoung story….

Mianhae, kami tidak akan membiarkanmu pergi kerumah Junhyung goon….. segera pergi…. Menerima semua hukuman yang dijatuhkan kepada dirinya…..
Ia….. takkan bisa kembali.


Aku terbangun dari pingsanku. Sialan, pasti Yoseob membuatku pingsan saat ia menutup mataku. Persis seperti kejadian di bianglala waktu itu….
Tapi… kenapa aku merasa mendengar suara Miyoung unnie ya saat aku pingsan tadi??
Dan ngomong-ngomong….. ini dimana?
Kulihat Miyoung unnie sedang duduk di sebuah meja belajar sambil bersenandung kecil. Aku berjalan mendekatinya dan…… menunggu waktu yang tepat untuk menanyakan sesuatu.
“Seandainya saja aku bisa ke tempat Junhyung untuk mengiringinya. Mungkin beban yang ditanggung olehnya akan sedikit berkurang,” jawab Miyoung unni sambil menghela napas berkali-kali, “Tapi…. Aku tidak tega melihat prosesi pengirimanmu ke…..”
Aku membekap mulut Miyoung unnie dengan cepat. Karena ia panik dan berusaha menjerit, kupitar kursi nya menghadapku. Kupandangi matanya dengan pandangan memohon, “Jebal….. jangan beritahu Yoseob kalau aku sudah sadar. Ia akan membuatku pingsan lagi, aku tidak mau…”
Miyoung unnie mengangguk dengan mata yang berkaca kaca, lalu aku mulai bertanya. “Kenapa semua orang melarangku ke rumah Junhyung oppa? Marebwa unnie, jebal…”
Aku melepas tanganku dari mulutnya dan membiarkan unnie berbicara, “Hyunyoung-sshi…. yang kami lakukan ini hanya semata-mata supaya kau tidak bersedih.”
“Apa yang terjadi?? Aku tadi mendengar unnie mengatakan… kalau ia tak bisa kembali. Memang ia kemana?” tanyaku semakin penasaran, “Tolong jujur padaku, aku tidak mau dihalangi dan dibohongi lagi.. unnie mengerti kan perasaan seorang yeoja kalau dibohongi??”
Tak terasa mataku memanas dan air mataku tumpah. Miyoung unnie hanya mengangguk sambil memegangi pundakku, “Hyun.. yang harus kau lakukan setelah mendengar ini adalah…. Menguatkan hatimu.”
“Nee… asal unnie jujur padaku.” Jawabku tegas, “apa yang terjadi dengan Junhyung oppa, Miyoung unnie?”
“Hhhhhhhhhhhh Yoseob pasti akan memarahiku setelah ini.” Keluh Miyoung unnie, “Junhyung….. akan kembali ke Negara kegelapan tempat appanya berasal, dan ia akan menjalani semua hukumannya. Ia… tak akan pernah kembali Hyun-sshi….. ia ditakdirkan untuk mati hari ini.”
Jantungku berdetak cepat mendengar perkataan unnie, jadi ini sebabnya mereka tak mau memberitahuku dan hanya menghalangiku?? “Jahat…. Kenapa tidak bilang dari awal?? Kenapa semuanya menyembunyikan ini dariku?! Kalau kalian bilang sejak awal, mungkin aku… mungkin aku tidak sesedih ini~!!”
“Mianhae Hyunyoung-sshi… Doojoon yang menyuruh kami. Jebal, kuatkan perasaanmu. Kamu tidak bisa kesana, kekuatan kegelapan milik Junhyung terlalu kuat. Kau yang belum pernah diserap energinya oleh beliau bisa mati kalau mendekatinya~~!!” rujuk Miyoung unnie dengan mata memohon, “Jebal… jangan kesana. Ingatlah, kau masih punya kami semua…. Kau masih punya Hyunseung yang mencintaimu. Jebal~!!”
Aku melepaskan tangan unnie perlahan dan membuka jendela kamarnya untuk segera pergi, “Tapi… hidupku tak akan pernah seindah ini kalau tidak diwarnai oleh Junhyung oppa. Aku harus merebutnya dari tangan petinggi kegelapan. Aku……. Harus membawanya kembali kesini, ke dunia ini.”

.....

“Hyunyoung-sshi!! apa yang kau lakukan disini?! Junhyung tidak ada disini!!” Doojoon oppa menerima kehadiranku dengan wajah yang ketakutan dan penuh emosi, “Jebal, pulanglah kerumah. Masakkan aku makanan yang enak buat makan malam nanti ya??”
“Kojimal~!! Aku tahu Junhyung oppa disini!” seruku sambil menepis tangan Doojoon oppa, “Aku tahu dia berbaring di…………. Junhyung oppa!!!!”
Aku melihat tubuh Junhyung oppa yang perlahan-lahan menghilang terbakar api dari yang muncul dari tulisan-tulisan di tubuhnya. Kikwang dan Sunghyo yang ada disana langsung menghalauku.
“Andwae!! Jangan mendekatinya, kau bisa terbakar hawa panasnya dan mati!” seru Kikwang
“Benar kata Kikwang, menjauhlah Hyunyoung-sshi…. kau bisa mati karena kamu belum pernah memberikan energimu padanya~!!” Sunghyo mendorongku jauh-jauh dari ruangan itu sekuat tenaga, “kau masih punya kehidupan yang menantimu, jangan biarkan hawa oppa menggerogoti nyawa dan energy…. Oh Hyunseung oppa?”
Kulihat di depan rumah ada Hyunseung oppa, Yoseob dan Miyoung yang datang dengan nafas yang terengah engah, “Maafkan aku hyung, Miyoung dipaksa memberitahukan semuanya oleh Hyunyoung.”
Hyunseung oppa mengangguk lalu mendekatiku dan menarik pergelangan tanganku, “Sudah kubilang kan? Aku….. tidak ingin membuatmu bersedih lagi.”
Tangisku meledak saat Hyunseung oppa mendorongku ke pelukannya, “Hajiman… hajiman… aku tidak ingin Junhyung oppa pergi. Andwaeyo~!! Jebal, bantulah dia agar ia bisa hidup kembali. Uhuhuhuhu~”
Hyunseung oppa mengelus kepalaku, lalu menengadahkan tangannya di udara… dan berkumpulah semua cahaya yang menaungi kami semua. Termasuk cahaya dari hati para malaikat putih yang suci.
“Susullah dia…. Akhir-akhir ini ia selalu memanggilmu lewat tato dan pikiran-pikiran kami semua, mungkin juga melalui semua kenanganmu.” Ucap Hyunseung oppa sambil mengalungkan sesuatu di leherku. “Kalung ini adalah lenteramu untuk kembali ke dunia ini. Bawalah Junhyung kembali….. kalau itu membuatmu bahagia.”
“Hajiman…. Jarang sekali ada manusia biasa yang berhasil ke negeri kegelapan dan kembali ke dunia ini. Tidak apa-apakah?” tanya Kikwang dengan suara yang khawatir.
Awalnya Hyunseung oppa terlihat ragu-ragu….. namun dalam sekejap, ia langsung mengangguk. “Kalung ini sudah terisi dengan penuh cahaya. Aku percaya kalau Hyunyoung akan menemukan jalan pulang ke pelukanku, karena aku mencintainya dan aku mempercayainya.”
“Gam…. Gamsahabnida oppa~!! Huhuhuhuhuhu mianhae sudah memaksamu, aku… merasa sangat bersalah.” Aku memeluknya erat-erat, “Saranghae oppa… jeongmal saranghaeyo..”
Hyunseung oppa melepas pelukannya, lalu Doojoon oppa ganti memelukku, “Semoga berhasil Hyunyoung-sshi… cepatlah pulang. Aku pasti akan merindukanmu, kau satu-satunya keluargaku.”
Teman-temanku dan Miyoung unnie juga bergantian memelukku, “Jebal….. jangan sampai kau tidak kembali dan meninggalkan kami untuk selamanya. Kami tidak bisa membayangkan kesedihan kami.”
“Kau selalu saja nekad seperti ini, Hyunyoung-sshi… sejak kita SMA dulu.” Ucap Yoseob sambil memelukku, “Tapi…. Itulah cirri-cirimu. Menandakan kalau kau cukup berani menghadapi semuanya, termasuk kematian. Itulah dirimu.”
“Hati-hati ya Hyunyoungie… pulanglah sambil membawa Junhyung goon dengan keadaan yang utuh,” Kikwang gentian memelukku, “Aku yakin kau pasti bisa.”
Tiba-tiba terjadi ledakan dahsyat dari dalam kamar Junhyung oppa, dan saat dibuka…. Terlihat lubang yang besar berwarna merah menyedot semua yang ada di sekitarnya.
“Ppali…!! Itu portal menuju Negara kegelapan, masuklah kesana dan kamu akan segera sampai.” Hyunseung oppa memelukku erat sekali, “Aku percaya padamu Hyunyoung-sshi.. cepatlah kembali, aku.... sangat mencintaimu. arrajie?”
Aku mengangguk dan mencium bibir oppa cukup lama, “Nee, nado saranghae oppa. Aku pasti kembali.”
Setelah itu… aku segera berlari melewati portal yang gelap dan membuat kepalaku berputar-putar

Bersambung...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar