Jumat, 29 Juni 2012

Incredibly Mission (Level 4)

“Musim panaaaaaas…. Enaknya berlibur ke pantaaaaai~” terdengar suara Kai alias Kim Jongin yang berlalu lalang di depan rumah Sera dan Sehun, “Kasihan kalian yang terus-terusan bekerja dan tak punya libuuuuuur~ kalian pasti iri padaku~~”
Dain dalam tubuh Sera terganggu sekali dengan suara anak itu, “Sehun-ah.. adakah sebuah cara untuk menghentikan omong kosong anak itu? jujur aku pusing dan muak dengan kelakuannya.”
“Aku tidak tahu, kurasa tidak ada selain pindah dari wilayah ini,” jawab Sehun yang sibuk mengelap sepatu kerjanya, “Atau memasukkannya ke perguruan tinggi dan kurasa itu tak mungkin~”
“Kenapa bilang begitu?” sergah Sera, “Kalau dia dibimbing belajar pasti dia bisa masuk perguruan tinggi, carikan saja dia guru pembimbing.”
Sehun menggeleng tak peduli dan masih menggosok sepatu kerjanya yang sudah mengkilap, “Noona mau berangkat sendiri atau bersamaku? Bisa kulihat dari wajahmu kalau sebenarnya kau takut sama Kai, apa aku tidak salah?”
“Kenapa harus takut, lewati saja…. Toh kalau dia tidak menyerang ya aku tak menyerang balik,” jawab Dain mengeluarkan sifat aslinya secara terselubung, “Emmmm mungkin ide yang bagus untuk berangkat sendiri, sekalian menghapal jalan.”
Mata Sehun menatap tajam Sera, lalu berubah menjadi tatapan hangat lagi. “Baiklah, sampai nanti sore noona.” Jawabnya sambil mencium pipi Sera, “Aku berangkat duluan,” “Nee hati-hati di jalan,” jawab Sera, lalu menghela napas. “Hei malaikat Lay, kalau tidak ada orang disekitarku kau bisa memunculkan diri kan?”
Benar saja, dalam hitungan detik malaikat Lay datang dengan wajah segar dan baju putih yang mengkilap, “Ada apa Hwang Dain? Kulihat akhir-akhir ini Sehun semakin curiga padamu, ini kurasa karena kau tidak mampu membendung sifat kasarmu sebagai Dain disana. Apa kau mau memperpanjang misimu?”
“Haaaah aku tak sengaja Lay, aku melakukannya karena kurasa Sera butuh perlindungan diri. Tak selamanya Sehun bisa melindungi noona-nya ini dan… menurutku Baekhyun hanya tertarik dengan yeoja yang mandiri,” Dain mengeluarkan argumennya, “Seharusnya Sera memperhatikan diatas sana dan mencatat beberapa perilaku-ku yang bisa ia tiru tanpa perlu khawatir dengan fisiknya.”
Lay mengangguk paham, “Sera pasti melakukannya, oh iya dia juga ingin mengadakan kunjungan ke tubuhmu yang terbaring disana. Bagaimana menurutmu?” “Eh buat apa, itu tidak ada dalam perjanjian kan?!” seru Dain gugup, “Kau bilang Sera adalah pribadi lembut pemalu, itu tidak cocok denganku dan jangan kau apa-apakan tubuhku disana!! Awas kau Lay, akan kujambak rambutmu kalau kau macam-macam!!”
Lay tertawa, “Hahahahaha anak ini tak lupa cara memaki dan mengancam ya meski tinggal di tubuh lain, kau sadar kan kalau sudah semusim kau lewati misi ini.” ucapnya, “Dan kau belum bisa menarik perhatian Baekhyun hingga namja itu bersedia untuk menikahi Sera~”
Dain berdecak kesal, “Itu karena terlalu banyak norma dan peraturan, kalau semuanya bisa kulakukan dengan caraku ya sudah pasti semuanya akan berjalan lancar dan sukses,”
“Nah disitulah misimu, bisakah kau redam emosi dan ego-mu untuk menarik perhatian seorang namja yang…. Jelas-jelas jauh dari tipemu?” ledek Lay lagi, “Hahahaha aku tau Hwang Dain, tipe-mu itu seperti teman model mu yang namanya Kris kan?”
“Eish diam saja kau,” Dain menjitak kepala Lay yang membuat si malaikat terkejut dan heran, “Lihatlah, akan kubuat Baekhyun menaruh perhatian padaku hari ini…. kalau perlu sampai Chanyeol marah-marah padanya!”

.....

“Dokyung-ah…. Kenapa wajahmu muram terus?”

Kyungsoo terbangun mendengar suara Dain sayup-sayup di telinga-nya namun yang ia lihat Cuma tubuh Dain yang masih tertidur; dengan nafas yang melaju lancar namun mata tertutup dan kesadaran yang tak kunjung tiba.
“Kurasa kau mimpi Dain memanggilmu lagi,” komentar Suho yang berdiri dibelakang Kyungsoo, “Bagaimana kuliahmu, tidak tercecer lagi kan?”
Kyungsoo menggeleng dengan senyum, “Kini aku lebih berusaha supaya aku tak perlu pergi dari sisi Dain yang masih tertidur ini.”
Suho tersenyum ramah, “Bagaimana bisa seorang namja begitu setia dengan yeoja yang bagaikan mati ini sampai-sampai….. ia tak mengurus dirinya sendiri? Apa kau menaruh hati pada Dain?”
“Tidak juga, Tao tidak bisa menjaganya sebulan ini karena ia sedang ujian akhir. Jadi aku bergantian dengannya,”jawab Kyungsoo, “Bagaimana dengan hyung maupun Kris hyung? Apa kalian juga menaruh hati pada Dain?”
“No no…. ini karena kami kerabat dekat Dain di tempat kerjanya, aku merasa bersalah tidak bisa menjaga Dain karena jadwal padatku. Begitu juga dnegan Kris, kami merasa tidak berguna.” Curhat Suho dengan alis berkerut sedih.
“Jangan khawatir, aku sudah dipercaya oleh Chen maupun orang tua Dain untuk menjaganya. Jangan hiraukan,” jawab Kyungsoo sambil menatap Dain, namun…… Kyungsoo merasakan sesuatu yang tak biasa dengan tubuh koma Dain dan sepertinya Suho merasakan keanehan yang sama.
“Apa tadi kau lihat? Ta…. Tangan Dain bergerak~~” ucap Suho terhenyak, “Coba kau perhatikan, bergerak kan???”
Kyungsoo mengerjapkan mata berkali kali, “Sungguh… aku juga melihatnya, kurasa itu hanya ilusi. Tapi… hyung juga melihatnya ya? haruskah kita laporkan kepada pihak rumah sakit atau orang tua Dain?”
Suho menatap Dain sekali lagi, lalu menggeleng. “Kurasa tidak perlu karena aku merasa kalau gerakan tangan tadi Cuma ilusi. Lihatlah….. tidak ada pergerakan lagi kan?”
“Benar juga, kurasa kau dan aku sudah kelelahan hyung.” Tambah Kyungsoo, “Aku akan menelpon Chen, mungkin jadwalnya menemani model lain akan selesai pukul 10 malam.” Suho mengangguk, “Benar juga, sekarang sudah pukul 9 malam. Aku teringat besok pagi aku harus berangkat keluar kota untuk interview, apa kau sudah menyelesaikan ujian akhirmu?”
“Belum,” jawab Kyungsoo. “Tapi aku sudah minta izin untuk datang lebih telat, eo yeoboseo hyung… nee kami sudah mau pulang. Bisakah hyung kesini?” ucapnya sembari menerima telpon dari Chen, “Baiklah, kurasa ini saatnya kita pulang.” Suho mengangguk, “Aku akan berpamitan kepada ahbuji dan omonin, sampai nanti Kyungsoo-ya.”
Sesudah Suho pergi, Kyungsoo kembali duduk disebelah Dain. Dipengang tangan sahabat kecilnya itu dengan wajah khawatir sekaligus penuh harap.
“Dain-ah…. Aku tidak akan lelah sampai kau bangun dan kembali seperti Dain yang dulu; dingin dan ketus.” Jawabnya dengan kuluman senyum, “Maafkan kelancanganku ya, hanya ini yang bisa kulakukan untukmu.”
Kyungsoo mencium kening, pipi dan tangan pucat Dain yang lemas, “Sikap angkuh, keprofesionalanmu dalam bekerja dan tatapan matamu yang menusuk dan dingin….. aku merindukan itu semua, tolong cepat bangun Dain-ah…. Kalau kau punya tugas disana, cepat selesaikan dan kembali.”
Dari kejauhan, Lay memperhatikan tubuh kaku Dain bersama dengan roh Dain yang terlihat bingung dengan apa yang ia lihat.
“Menurutku, hanya Kyungsoo yang mempunyai persentase kehadiran nyaris seratus persen untuk menjagamu, jadi… bisa dibilang dia tetap setia meskipun kau tak ada disana.” Jelas Lay
Dain tertegun, “Maldo andwae, kenapa harus Dokyung dan bukan Kris gege? Kenapa bocah itu masih baik padaku, padahal…. Sudah beberapa kali kusakiti perasaannya.”
Lay melirik dengan senyum lesung pipinya, “Sayangnya aku tak bisa membaca perasaan Kyungsoo karena itu bukan tugasku~ kurasa kalau dibandingkan dengan air laut…. Perasaannya meluap bagai pasang yang tak ada hentinya, waw kenapa ucapanku jadi romantis seperti ini aigo yaaaa ohohoho~~”
“Dasar malaikat aneh,” lagi-lagi Dain mendorong tubuh Lay kasar, “Jangan sok puitis, aku benci sekali dengan mahluk seperti itu.”
“Haei berhenti mendorong, menoyor, menjambak ataupun melakukan hal yang sama saja dengan penganiayaan ya terhadapku~~” Lay cemberut sembari mengelus sikunya, “Baiklah ayo kita kembali ke kehidupan Sera, kau harus berangkat kerja sekarang.”

.....

“Kerjamu sekarang lebih cepat ya, bagus bagus.” Puji Chanyeol melirik dari bilik kerja Sera, “Lanjutkan sampai selesai, nanti belikan aku makan siang di tempat lain ya. jangan dii tempat namja berpipi baozi itu.”
Sera mengangguk melihat uang yang dilempar Chanyeol beterbangan. Cih sepertinya bos ini sedang dalam mood yang baik meski kelakuannya tetap saja menyebalkan, batin Dain dalam tubuh Sera.
Setelah menyimpan dokumen, Sera hendak keluar namun dihalangi oleh Baekhyun. “Hei mau kemana? Makan siang masih lama loh, pekerjaanmu sudah selesai?”
Sera mengangguk malu dan ingin melanjutkan tugasnya, tapi Baekhyun masih menghalanginya. “Kenapa pergi sendirian? Tidak adakah teman yang ingin kau ajak?”
Kurasa ini saatnya menunjukkan kemandirianku, batin Dain. “Kurasa tidak, karyawan lain masih berkutat dengan tugasnya. Aku tak mau mengganggu mereka, kalau beli makan siang sih aku bisa sendiri hehe~”
“Hem….. kau berbeda dari yang biasanya Sera,” komentar Baekhyun, “Sekarang kau lebih mandiri, ada sesuatu yang mengubahmu ya?”
Sera melebarkan matanya dengan wajah polos sembari menggelengkan kepala, “em…. Kurasa tidak, bukankah aku selalu pergi kemana mana sendirian? Ada apa memangnya, kau ingin menitip sesuatu?”
“Anii, aku ikut kamu saja,” jawaban Baekhyun membuat Dain puas, “Mau ke tempat Xiumin hyung atau ke tempat Luhan hyung kali ini?”
“Entahlah, Chanyeol sajagnim tidak mau makan siang dari tempat itu jadi kupikir aku mau cari makan siang yang lebih jauh dari kantor sekalian mengenal wilayah sini hehe~” Sera tertawa malu, wajahnya memerah dan jantungnya berdebar-debar. Dain yang ada di dalam tubuhnya membatin, yeoja ini mudah sekali tersipu kalau masalah Baekhyun ya? lucu sekali~
“Aku tahu tempat yang enak meskipun jauh, kau ikut denganku saja,” jawab Baekhyun, “Tapi aku Cuma punya sepeda, tidak apa-apakah?”
“Ah gwenchana, jangan khawatir.” Jawab Sera, “Memangnya restorannya dimana?” “Yah kira-kira 5 meter dari kantor ini,” ucap Baekhyun yang berlari menghampiri sepedanya, “Nah, silahkan naik. Kamu tidak lupa cara membonceng sepeda kan?” tanya namja itu menggodai Sera, sementara yeoja itu mengerutkan dahinya sambil menggeleng kesal; membuat Baekhyun tertawa geli.
Mereka keluar dari wilayah kantor dengan sepeda Baekhyun yang melaju cepat karena jalan menurun yang curam, “Hati-hati Baekhyun-ah… nanti kita berdua bisa jatuh karena turunan yang tajam ini~” ucap Sera takut-takut.
“Tenang saja, aku ini ahli dalam mengendarai sepeda~” Baekhyun memuji diri sendiri, “Oh iya berapa sih beratmu, kenapa aku merasa tidak seperti membonceng orang?”
“A… aku tidak tahu~~” ucap Dain di dalam tubuh Sera dengan gugup karena sejak Dain tinggal dalam kehidupan Sera, ia tak pernah menimbang. “Eh, awas ada tanjakan!!” Benar saja, tanjakan tersebut membuat sepeda limbung dan kedua orang itu jatuh di pinggir jalan terhempas dari sepeda Baekhyun. Ah sial, sakit sekali!! Dain memaki kesal
“Sera-sshi, gwenchana??” tanya Baekhyun panik saat menghampiri Sera, “Apa ada yang terluka atau lecet?”
Sera menggeleng pelan karena syok yang ia terima akibat terpental dari sepeda, namun kini ia tertegun melihat wajah Baekhyun. “Dahimu…. Berdarah…. Banyak sekali.”
“Ah sepertinya kau benar,” Baekhyun menyentuh dahinya dan terlihat darah segar tercetak di tangannya, “Pusing sekali, padahal restorannya masih jauh.”
Sera menarik lengan bajunya lalu mengikatnya dikepala Baekhyun yang berdarah, “Ini bisa menghentikan sedikit, tapi kita harus tetap kesana. Aku yang mengendarai sepedanya nanti kamu yang beritahu jalannya ya?”

.....

“Kim Sera, apa yang terjadi dengan bajumu? Kenapa lengannya hilang sebelah?” tanya Luhan melihat Sera yang datang untuk menjemput Sehun, “Sehun pulang duluan, katanya dia ada urusan dengan teman sekolahnya.”
“Oh kemana ya dia?” tanya Sera kebingungan, “Baiklah aku akan pulang untuk mencarinya, xiexie~” Sera keluar dari kafe dengan rasa kecewa sekaligus bingung, “Kemana ya Sehun? Katanya Luhan gege dia sudah pulang.”
“Tidak apa-apa kan kalau aku mengantarmu pulang?” tanya Baekhyun yang kali ini memaksa Sera mengantarnya pulang untuk membalas jasa Sera saat kecelakaan sepeda tadi, “Aku kan berhutang padamu, ini nih hehe~” ucapnya sambil menunjuk plester di dahi.
“Baiklah kalau kau memaksa, tapi… jangan ngebut seperti tadi ya? ini sudah malam.” Ucap Sera lembut. Ia naik ke belakang sepeda Baekhyun dan perjalanan pun dimulai, angin malam berhembus sehingga wangi tubuh Baekhyun menyeruak; membuat jantung Sera berdebar-debar lagi. Anak ini mudah sekali berdebar debar… kali ini karena wangi tubuh namja ini, dasar aneh. Batin Dain

“Aku tidak aneh sayang, beginilah rasanya jatuh cinta.”

Dain dalam tubuh Sera tertegun mendengar suara yeoja yang tiba-tiba lewat di telinganya. Suara apa tadi, kenapa jelas sekali? Dain bertanya tanya sekaligus terkejut karena Baekhyun sudah melewati rumahnya, “Eh… stop stop, rumahku sudah lewat~~”
“Oh… jadi rumahmu disekitar sini? Sepi sekali ya kalau sudah malam,” komentar Baekhyun, “Apa kau tidak takut kalau pulang sendirian?”
Sera menggeleng pelan, “Em… aku kan selalu pulang bersama Sehun meskipun hari ini dia ada urusan… tapi tidak apa-apa deh, aku bisa pulang sendiri lain kali.”
“Jangan sungkan, aku mau kok mengantarmu pulang. Sendirian itu tidak enak tau~” ucap Baekhyun ramah, “Em… terima kasih ya atas yang tadi siang, aku tidak tahu harus bagaimana kalau tadi tidak ada kamu. Mungkin aku bisa pingsan di pinggir jalan,”
Sera mengerjapkan matanya gugup, Baekhyun mengulum bibirnya berkali kali sembari terlihat menatapi dahi yeoja itu. tanpa diduga bibir Baekhyun perlahan mendekati dahi Sera, Dain memejamkan mata sesaat… namun tak dirasakan sentuhan bibir Baekhyun di dahinya.
“Loh, kenapa dia tak jadi mencium dahi…..” Dain terkejut dengan pemandangan disekitar segera setelah ia membuka mata perlahan, “Kamar ini…. tempat tidur ini….. ini kan rumahku?!”
Dengan gugup, Dain meloncat dari tempat tidur untuk mengunci pintu kamarnya lalu pergi ke depan cermin. Dilihatnya wajah yang berbeda, “Ini bukan Sera…. Ini wajahku! Hei Lay, apa yang terjadi?!”
Bersambung....