Sabtu, 31 Maret 2012

Incredibly Mission (Level 1)

Cast: EXO member
OC: Kim Sera, Hwang Dain
Genre: Adventure
Length: Sequel
Rate: G



“Ya… pose bebas,”
JEPRET!!
“Saling mengaitkan tangan, yah seperti itu…”
JEPRET!!
“Sekarang yeojanya sendiri ya, pandangannya lebih dalam… lebih dalam… lebih dark, ya seperti itu.”
JEPRET!!
“Oke… sesi hari ini sekian dulu,”



“Seperti biasa, model kebanggaan manajemen kita selalu bekerja keras,” puji Kris kepada yeoja yang tadi berpose seksi bersamanya, “Kau adalah hoobae ter professional yang pernah kutemui, Hwang Dain.”
“Gomawo, memang itulah obsesiku; menjadi yang terbaik.” Jawab Dain angkuh, “Senang bisa melakukan sesi kali ini bersamamu. Biasanya aku foto bareng Suho oppa, membosankan.”
Kris tertawa merendahkan, “Hah…. Meskipun dia membosankan tapi fans yepjanya lebih banyak dibanding aku. Kami berdua dapat gelar model terpanas tahun kemarin, tapi kepopulerannya membuatku cemburu.”
Dain menatap kemeja Kris yang setengah terbuka, memperlihatkan kulit putih mulus idaman setiap wanita. “Menurutku…. Kris gege paling populer dimataku,” jawabnya sembari mengelus pelan perut Kris, “Hemmm seharusnya kita melakukan pose ini di depan kamera,”
“Maaf mengganggu,” tiba-tiba Chen –manajer Dain- datang, wajahnya kusut dan lelah. “2 jam lagi kuliahanmu dimulai, segera ganti baju dan bergegas.”
Dain menatap angkuh manajernya lalu mencium pipi Kris. “See you later gege, senang bisa bertemu setelah sekian lama,”


Hwang Dain adalah model di sebuah manajemen modeling terkenal di Korea Selatan, dia memulai debut sejak SMA dan kini aktif di pemotretan iklan-iklan maupun promosi brand terkenal, kali ini ia menyelesaikan pemotretan untuk promosi merk pakaian dalam yang terkenal. Dain ramai dibicarakan di dunia model karena wajah bagaikan manekin serta professionalitas yang ia tunjukkan sejak debut, membuat model-model pria senang bekerja sama dengannya sekaligus membuat model-model wanita iri akan kesuksesannya.
“Sampai ketemu besok di kantor ya, jaga diri jangan membuat tubuhmu terluka atau makan berlebihan.” Pesan Chen sebelum Dain masuk kampus, “Ingat, tubuh adalah asset setiap model.”
“Nee,” jawab Dain malas, “Sampai besok Chen, kau juga istirahat yang banyak. Wajahmu kusam sekali, memperburuk penampilanmu.”
“Selamat siang teman model-ku yang seksi.” Sapa Tao, teman Dain. “Kalau kau tidak berangkat sama Kyungsoo pasti habis pemotretan, benar kan?”
“Dokyung?” tanya Dain, Do Kyungsoo adalah sahabat Dain dan yeoja itu memanggilnya Dokyung, “Kau tahu dong kalau aku diantar van hitam itu maksudnya apa, jadi tidak perlu tanya lagi.”
“Baiklah,” jawab Tao yang sudah biasa mendengar kritikan tajam Dain, “Lihat tuh si Kyungsoo datang.”
Dari kejauhan Kyungsoo melambai-lambai kea rah mereka berdua. “Aigoooo lelah sekali mengejarmu, memangnya kau tidak dengar panggilanku?”
Yeoja itu menggeleng, “Kalau kau memanggilku dari kejauhan ya mana kudengar kalau disini banyak orang, babo aniiya?”
“Wooooooo Hwang Dain mulai ngomel-ngomel lagi,” komentar Tao mengepalkan tangannya di mulut, “Sabar Kyungsoo-ya, anak ini memang suka marah-marah bercanda. Kau tahu dia kan?”
Kyungsoo mengangguk optimis, “Gwenchana, aku suka Dain yang seperti itu,” jawabnya sambil mengacak rambut yeoja berhati dingin itu lembut.
“Yak, rambutku acak-acakan nih~~ bisa tidak tanganmu tidak jahil?” tanya Dain ketus, “Sudah ya, aku masuk kelas dulu.”
Kyungsoo mengangguk, “Nanti kalau sudah selesai kirim pesan ya, hari ini aku bawa mobil,”
“Akhirnya sudah boleh menyetir sendiri? Chukkae~” ucap Dain berubah ekspresinya, dia selalu begitu kalau menyangkut mobil dan materi lain, “See you Tao, see you later Dokyung~”

.....

From: Hwang Dain

Aku sudah selesai, eodiga?


“Oh sudah mau pulang?” tanya Tao dengan wajah antusias, “Good luck, semoga hari ini jadi hari keberuntunganmu.”
Ia menepuk punggung Kyungsoo dan pergi sementara Kyungsoo pergi ke kelas Dain, hari ini Kyungsoo akan memberikan sesuatu kepada yeoja itu; sesuatu yang sudah lama ingin diberikan.
“Bagaimana kuliahnya?” tanya Kyungsoo ramah, “Kalau dilihat dari wajahmu sepertinya tak ada kesulitan.”
“Babo aniiya? Aku pusing tahu, kenapa kau bisa bilang begitu?” jawab Dain ketus. Yah dia memang selalu ketus setiap hari, “Mobilmu diparkir dimana, aku lelah nih mau segera istirahat. Tidak apa-apa kan?”
“Em…… sebentar lagi kok, tidak jauh.” Jawab Kyungsoo dengan wajah bingung yang polos, “Oh iya ada kopi hangat nih untukmu, akhir-akhir ini jadwalmu padat kan? Ini supaya lelahmu berkurang.”
“Gomawo,” jawab Dain mengambil kaleng kopi dengan cuek, “Tapi… tumben sekali kau bawa mobil, memangnya mau pergi kemana?”
Kyungsoo menggaruk kepala canggung, “Em….. hari ini aku mau mengajakmu ke sungai Han sebelum mengantarmu pulang,”
“Maaf, tapi aku lelah sekali. Bisakah kau antar aku pulang saja?” tanya Dain menunjukkan muka ketusnya yang tadi sempat menghilang, “Kenapa harus kesana, aku tidak mood.”
“Soalnya….. aku mau kau menerimaku tepat disana,” tiba-tiba Kyungsoo mengatakan sesuatu yang aneh, “Naeggeohaja.”
Dain menatap Kyungsoo bengis lalu tertawa merendahkan. “Ha… hahahahahaha…. Apa yang kau punya sampai berani menyatakan perasaanmu padaku? Kau punya uang, mobil atau apartemen yang bisa membahagiakanku sampai kita tua? Pikirkan itu Dokyung-ah, kita ditakdirkan untuk bersahabat.”
“Tapi aku mau aku jadi lebih dari sekedar teman untukmu…” jawab Kyungsoo dengan wajah merah dan mata berkaca kaca, “Aku rela tubuhku remuk hanya demi memenangkanmu dari Tao, dia juga menyukaimu tapi aku lebih dari itu, aku menyayangimu~!!”
Dain menghela napas berat, “Kau tahu kan kalau aku ini model, jika ada fans yang menghajarmu aku tak bisa lakukan apa-apa. Kecuali kau punya modal untuk kencan denganku sehingga fans mengerti, tapi…. Kau hanya orang biasa.” Jawabnya merendahkan Kyungsoo, “Kalau aku pacaran dengan Kris gege yang tampan, kaya raya dan seksi mungkin fans akan mengerti. Ingat Dokyung-ah…. aku tak mencintaimu, kamu cuma namja biasa dan aku melindungimu dari fans-ku, arraseo?”
Dain yang awalnya memegang pintu mobil menutupnya dan berjalan keluar kampus, “Kalau niatmu bawa mobil untuk menjadikanku kekasihmu…. Aku takkan terima, oh iya aku juga tak mau melukai perasaan Tao karena keputusanmu yang egois. Ingat itu,”
Dain menggunakan headsetnya dan berjalan cepat, tak peduli Kyungsoo memanggilnya berkali-kali karena ia muak dengan sahabatnya yang satu itu. Dain pikir Kyungsoo buta karena menyukainya, sebenarnya yang ia katakan tidak sepenuhnya salah. Tapi….. itu cukup menyakiti perasaan Kyungsoo.
"Kenapa kau tidak pernah mendengarkan namja itu sekali saja?!”
Tiba-tiba Dain terpaku mendengar suara itu, siapa yang mengatakan hal tadi?
“Dain-sshi… awas!!”
Yeoja itu menengok kea rah Kyungsoo dengan heran, lalu… sinar lampu dari truk terasa menembus pandangannya….

.....

“Eish… yeoja ini, kenapa harus aku yang mengurusnya? Ah sudahlah yang penting akhirnya bisa bertugas lagi setelah lama menganggur…”
Dain membuka matanya, seharusnya ia merasakan sakit di sekujur tubuhnya… namun yang ia rasakan pada tubuhnya adalah rasa ringan, “Dimana aku?”
“Oh sudah bangun?” tanya namja yang tadi mengoceh didekatnya, “Aku Lay dan aku adalah malaikat penjagamu mulai hari ini,”
Dain mengeryitkan alis heran, “aku tidak butuh malaikat penjaga. Chen sudah cukup, mana dia?”
“Hahahaha kau tak bisa menemuinya lagi,” kata malaikat Lay, “Kau kan sudah meninggal.”
Yeoja berwajah jutek ini membelalakkan matanya kaget, “mworago, kau bilang aku meninggal? Maldo andwae!! Tadi kan aku baru pulang, lalu Dokyung memanggilku dan tiba-tiba aku disini.”
“Kau harus mempercayainya,” jawab Lay tenang, ia mengambil remote dan menyalakan proyektor di depannya, “Mari kita lihat kronologi meninggalnya yeoja berumur 19 tahun dengan nama Hwang Dain,”
Dain melihat kilas balik kejadian saat ia dipanggil Kyungsoo, “Eh, aku tertabrak truk? Jadi suara Dokyung yang memanggil itu karena….. aish, maldo andwae~~ aku ini model yang baru mencapai puncak kesuksesan, kenapa aku harus mati sekarang?!” sergah Dain galak, matanya merah menahan tangis.
“Tuhan menghukummu karena kau mengabaikan semua kenikmatan yang Beliau berikan,” jelas Lay, “Kau punya Suho; rekan kerja yang baik dan professional tapi kau malah bilang dia membosankan. Kalau bukan rekomendasi Suho beberapa tahun lalu mungkin sekarang kau belum debut jadi model.”
“Lalu kau punya Chen yang sigap mengenaimu, tapi kau tidak pernah memperhatikan kesehatannya sekalipun. Suatu hari ia masuk rumah sakit karena flu berat tapi kau memaksanya masuk kerja.” Jelas Lay panjang lebar, “Lalu kau punya sahabat sebaik Kyungsoo dan Tao yang selalu peduli padamu meskipun kau tidak peduli pada mereka. Tahukah kau, mereka nyaris memutuskan persahabatan mereka karena memperebutkanmu; yeoja yang bahkan tidak punya kepedulian terhadap sekitarnya.”
“Aish itu kan salah mereka yang memiliki perasaan padaku!!” jawab Dain semakin galak, “Sekarang kembalikan aku ke tubuh semula atau kau akan menyesal!!”
Lay tertawa ramah, “Hahahaha kau mengancamku? Dengar nak, percuma saja kau mengancam malaikat. Yang ada kau yang akan menyesal karena….. aku bisa menjadikanmu arwah penasaran selamanya.”
“Ah jinjja, kure kure… mianhaeyo!!” ucap Dain gusar, “Jadi…. Apa yang bisa kulakukan supaya bisa kembali atau pergi ke surga??”
Lay mengambil file berisi dokumen, “Hem…. kau dapat misi yang bagus untuk kembali ke tubuh asalmu, misi yang menarik,”
Dain serta merta ingin menarik file itu namun kalah cepat dari Lay, “Yak, beritahu aku ppali~!! Aku masih ingin hidup untuk melanjutkan karirku, aku ini masih model pendatang~~ jebaliyeyo~~”
“Baiklah akan kubacakan dokumen ini, kau harus mendengarkannya baik-baik,” ucap Lay sembari membuka dokumen, “Pemohon ini dikabarkan sekarat dan akan mati, tapi ada suatu permintaan yang belum ia penuhi yaitu menikah dengan namja idamannya. Itu tugasmu, hidup di dunia si pemohon dan mengabulkan permintaannya. Mudah kan?”
“Kure, itu gampang sekali!!” jawab Dain optimis, “Cepat kirim aku ke tubuh si pemohon, aku harus cepat-cepat kembali ke tubuhku dan melanjutkan hidup~”
Lay mengangguk, “Aku akan mengunjungimu setiap malam jadi jangan khawatir akan keadaanmu nanti oke?”



“Dia bernafas lagi, tolong panggil relatifnya~!!”
Dain membuka mata, ruangan tempat ia dikirimkan penuh cahaya bagai kamera yang siap menyorotnya,
“Noona, noona-ya gwenchana?? Aigo kupikir dia akan mati, aku tak punya siapa-siapa lagi kalau dia benar-benar meninggal huhuuhuhu~” seorang namja dengan mata sipit dan menangis di sebelahnya, “Sera noona jawab aku, bagaimana keadaanmu?”
“Em…. Noona?” tanya Dain, “Kurasa aku tidak punya saudara.”
Namja itu bingung karena jawaban Dain, upsssss apa aku salah bicara? batin Dain dalam tubuh asing ini. “Tentu saja punya, aku ini dongsaengmu Sehun~~ kau tidak amnesia kan??”
“Eo? sepertinya tidak,” aduuuuuh kenapa badan ini rasanya remuk redam, apa yang gadis ini lakukan pada tubuhnya? Batin Dain, “A…. apa yang terjadi?”
“Luhan…. Luhan gege~!! Kemarilah, Sera sudah sadar!” panggil Sehun –yang kini jadi dongsaeng Dain- keluar kamar, lalu muncullah namja lain dengan muka sempurna bagaikan boneka.
“Sera, ini Luhan. Kau pasti ingat apa yang terjadi, tidak apa-apa kau bisa mengatakan semua pada Sehun….” Ucapnya, ahhhhh jadi Luhan ini orang Cina? Oke fine, batin Dain lagi. Tapi…… apa yang terjadi oleh yeoja ini kan aku tidak tahu, jadi… apa yang harus kukatakan?
“Ma… maaf, sepertinya aku tidak ingat.” Dain mengambil jalan pintas dengan mengatakannya seperti demikian, untuk membuat Sehun maupun Luhan tenang.



“Hasil menunjukkan saudari Kim Sera mengalami pelecehan seksual meskipun tidak secara intim,” jelas dokter, “Sang pelaku melakukan pemukulan di sekujur tubuh dengan benda tumpul dan tas yang saudari gunakan dibawa oleh mereka.”
Dain terkejut dengan hasil visum si pemohon yang direkomendasikan oleh malaikat Lay, kenapa yeoja ini bisa mengalami pelecehan seksual sementara dia sudah dewasa? Umurnya saja 3 tahun lebih tua dariku, batin Dain. Selama beberapa saat Dain selalu membatin karena takut keceplosan.
“Kamu yakin tidak ingat sama sekali tentang kejadian tersebut?” tanya Sehun lagi, “Luhan gege….. benarkah noonaku ini dirampok?”
“Aku menemukannya di basement 2 hari yang lalu tapi aku tak tahu dia dirampok atau tidak.” Jelas namja cina yang namanya Luhan ini, “Restoran tempatku dan Xiumin bekerja tidak jauh dari kantor Sera tapi waktu itu Xiumin sudah pulang. Aku menemukannya terkapar disana sekitar pukul 7,”
Ah sialan, semua ini membuatku pusing Batin Dain sambil memegang kepalanya, “Maaf, bisakah saya istirahat sekarang? Saya lelah.” Jawab Dain. Aku harus segera menemui Lay untuk penjelasan lebih lanjut~!!
“Baiklah.,” jawab Luhan, “Tadi kulihat teman kantormu sedang menunggu di pintu depan, kau harus segera kembali.”



“Sera-sshi…. Masih ingat bos-mu kan?” tanya namja yang datang bersama seorang namja lain, “Aku Chanyeol dan ini karibku Baekhyun, aku merindukanmu loh~”
Loh, kenapa jantung ini berdebar debar? Batin Dain yang belum terbiasa dengan keadaan tubuh yang lemah sekaligus punya sifat yang tertutup ini, “Gomawo … ini kalian yang beli?”
“Chanyeol yang beli,” jelas Baekhyun, Dain menemukan gelagat aneh dengan namja yang bernama Chanyeol itu… dia mengunci pintu kamar ini, “Apa kabar Sera-sshi? 2 hari yang lalu itu benar-benar berita yang mengerikan,” ucap Baekhyun sembari menarik rambut Sera pelan.
Ah tidak mungkin pria ini yang merampok Sera, Ucap Dain dalam hati, aigo…. aku tidak bisa bergerak~ amarahku tak bisa kukeluarkan dalam tubuh yang pemalu dan lemah ini!! apa mereka hendak melecehkan Sera?
“Ada apa Sera-sshi?” tanya Chanyeol dengan seringai mesum, “Bagaimana kalau sedikit kecupan, pasti menyenangkan~~” ucapnya sembari tertawa dan menarik dagu Dain sementara yeoja itu belum mengerti situasi yang ia hadapi, selain itu… jantung Sera juga berdebar aneh setiap melihat Baekhyun. Jangan bilang kalau dia ingin menikah dengan…… teman dari Chanyeol yang mesum ini, aish kenapa yeoja ini bodoh sekali sih??
“Lawan,” terdengar suara Lay memenuhi kepala Dain, “Kuizinkan kau mengeluarkan emosimu kalau yeoja ini berada dalam masalah. Kim Sera bersifat tertutup dan mudah tertindas khususnya oleh Chanyeol, ia selalu dibully oleh namja ini karena Sera adalah asistennya.”
Lalu jantung yang berdebar debar ini, jangan bilang kalau dia suka namja yang namanya Baekhyun ini?? tanya Dain, tapi Lay tidak menjawab; dia menghilang sesuka hatinya
Saat Chanyeol hendak mencium pipi Sera, Dain menepisnya. “Haruskah kulaporkan kalian pada keamanan atau suster?? Singkirkan tangan kotormu dariku dasar sampah busuk, aku tak peduli kau bos-ku atau bukan karena kau melecehkanku!!”
Dan sudah ia duga, Chanyeol tertegun sembari berkata, “Mworani, kenapa kau berubah jadi kasar huh? Apa yang rampok itu lakukan sampai-sampai kau berubah sikap seperti ini?”
“Anii…. Kurasa kau terlalu berlebihan kali ini Chanyeol-ah.” Jawab Baekhyun, “Dia kan sedang sakit, jahilnya nanti saja kalau dia sudah sembuh.”
“Kurasa saat sembuh pun aku takkan mau dijahili oleh namja mesum ini,” sifat asli Dain keluar dan membuat Sera terlihat aneh, “Sehun-ah!! Kemari, usir namja ini karena mereka mengganggu waktu istirahatku!!”
Secepat kilat Baekhyun membuka kunci kamar dan Sehun-pun masuk, “Permisi…. Ada apa noona? Tumben sekali kau teriak-teriak.”
“A…. anii, tidak apa-apa. Memangnya aku tidak pernah teriak?” tanya Sera yang merasa kalau Baekhyun, Chanyeol dan Sehun menatapnya dengan wajah heran. Aigoo aku lupa kalau yeoja ini introvert, pantas saja mereka melihatku seperti ini. ah jinjja memalukan sekali~~ batin Dain.

Bersambung..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar